"hobby to income"

selamat datang di blog ini semoga sajiannya bermanfaat,,, saran dan kritik sangat diharapkan!!!

Rabu, 15 Februari 2023

Koneksi antar materi modul 3.1

 

Iim_Abdurohim

Sejauh mana pemahaman saya terkait modul 3.1 dikaitkan dengan modul sebelumnya, pada koneksi materi ini saya akan menjawab beberapa pertanyaan berikut:

Bagaimana pandangan Ki Hadjar Dewantara dengan Filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah keputusan pengambilan sebagai pemimpin pembelajaran diambil?

Jawaban:

Ki Hadjar Dewantara menjelaskan, terdapat 3 Pratap Triloka yaitu Ing Ngarso sung Tulodo (menjadi teladan/inspirasi). Seorang pemimpin (guru) wajib memberikan teladan yang baik bagi orang yang dipimpinnya. Seorang pemimpin harus mampu menarik partikel-partikel di sekitarnya untuk bisa diajak bersinergi mencapai sebuah visi sekolah. Ing Madyo Mangun Karso (menciptakan prakarsa dan ide), seorang pemimpin (guru) harus bisa bekerja sama dengan orang dididiknya (murid). Seorang pemimpin harus mampu mempererat hubungan antara guru dengan murid, namun tidak melanggar etika jalur pendidikan. Tut Wuri Handayani      (memberi dorongan/semangat), seorang pemimpin (guru) harus bisa menjadi motivator atau pemberi semangat bagi anak didiknya (murid). Misalnya mendorong kinerja murid untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Sebagai pemimpin pembelajaran tentunya pengambilan keputusan yang diambil adalah keputusan yang tepat berpihak pada murid. Lingkungan belajar yang kondusif, positif, aman, dan nyaman akan mempengaruhi keputusan pengambilan keputusan. Arah dan tujuan pembelajaran yang terencana juga memengaruhi pengambilan keputusan. Lebih baik lagi sebelum mengambil keputusan perlu dilakukan pengujian keputusan. Berdasarkan 3 prinsip, 4 paradigma, dan 9 langkah.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam mengambil suatu keputusan?

Jawaban:

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid, ini sangat berpengaruh terhadap prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan. Dalam pengambilan suatu keputusan diperlukan keputusan yang tepat dan bertanggung jawab. Nilai Mandiri, ketika kita menghadapi suatu kasus yang mengharuskan kita bertindak dalam waktu yang tidak terlalu lama, dadakan. Nilai Reflektif, ketika kita dihadapkan pada sebuah kasus yang harus kita cermati lebih dalam apa yang akan terjadi jika keputusan ini diambil? Dan apa pula yang akan terjadi jika keputusan itu diambil? Nilai Inovatif, ketika kita menghadapi suatu kasus yang mengharuskan kita jeli, lihai, mahir dalam mengambil suatu keputusan.Nilai Kolaboratif, ketika kita dihadapkan pada sebuah kasus yang perlu pertimbangan orang banyak. Bisa kepala sekolah, rekan sejawat, atau pihak terkait lainnya. Berpihak pada murid, tentunya keputusan yang akan diambil keputusan yang berpihak pada murid agar tidak ada yang dirugikan.

Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut sudah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahasa pada modul 2

Jawaban:


Pembinaan menjadi salah satu proses menuntun kemerdekaan belajar murid dalam pembelajaran di sekolah. Coaching menjadi proses yang sangat penting dilakukan di sekolah agar murid dapat mengeksplorasi diri untuk mencapai tujuan pembelajaran iaajaran dan memaksimalkan potensinya. Proses pembinaan dapat menjadi salah satu langkah tepat bagi guru untuk membantu murid mencapai tujuannya yaitu kemerdekaan dalam belajar. Dengan proses coaching murid dapat menemukan potensi dan mengembangkannya. Coaching yang sudah dilakukan pada modul 2 sebelumnya jika ditinjau dari coach menggali informasi dari coachee kemudian coachee menemukan solusi dari masalahnya sendiri sudah maksimal dilakukan. Namun, belum memuat 3 prinsip, 4 paradigma, dan 9 langkah pengambilan keputusan.Akan tetapi pada sesi coaching seorang coachee sudah mampu menggali potensinya dan itu sudah luar biasa.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Jawaban:

Ketika guru menghadapi suatu situasi, guru diharuskan mengambil sebuah keputusan sementara kondisi sosial emosionalnya tidak dalam kondisi yang baik. Guru perlu melakukan Latihan Kesadaran Penuh ( mindfullness ) menggunakan teknik STOP dengan mengikuti langkah-langkah yang telah dibahas pada modul sebelumnya. Lakukan berulang agar kondisi guru kembali dalam keadaan baik. Jika hal tersebut sudah dilakukan, tentu saja guru mampu mengambil sebuah keputusan yang tepat.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali ke nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Jawaban:

Seorang pendidik harus bisa mengetahui persoalan yang dihadapi dan juga bisa membedakan apakah persoalan yang dihadapi merupakan bujukan moral atau dilema etika. Sebagai pendidik harus bisa memahami dan menjiwai nilai-nilai yang dianut yaitu nilai mandiri, nilai reflektif, nilai kolaboratif, nilai inovatif, dan berpihak pada murid. Kehadiran kelima nilai ini dalam diri pendidik sebagai bahan evaluasi dalam mengambil sebuah keputusan. Kita juga harus bisa mengidentifikasi masalah sebelum mengambil keputusan dengan cara harus menilainya dengan lebih saksama sehingga keputusan yang kita ambil sudah tepat.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman.

Jawaban:

Pengambilan keputusan yang tepat tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang kondusif, positif, aman, dan nyaman. Untuk mencapai semua itu diperlukan ada perubahan yang mendasar dan upaya yang konsisten. Dengan demikian pengambilan keputusan yang tepat yaitu dengan membuat visi yang berdampak pada perkembangan murid. Sebagai pemimpin pembelajaran menjadi inisiator dalam mewujudkan budaya positif di sekolah yang berpihak pada murid. Dalam mewujudkan budaya positif ini pendidik memegang peran sentral. Pendidik perlu mengambil keputusan yang tepat untuk mewujudkan budaya positif baik di lingkungan kelas maupu disekolah. Keputusan yang diambil untuk membangun budaya positif di sekolah dengan menyusun kesepakatan kelas.Kesepakatan kelas yang efektif dapat membantu pembentukan budaya positif kelas. Hal ini dapat membantu proses pembelajaran lebih mudah dan tidak menekan. Dengan demikian akan tercipta lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman, serta menyenangkan bagi murid

Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk mengelola pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Jawaban:

Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti pernah berhadapan dengan situasi yang menuntut kita untuk mengambil suatu keputusan yang tepat apakah situasi dilema etika atau bujukan moral? Ada kesulitan yang dihadapi dalam mengambil suatu keputusan misalnya rasa khawatir akan keputusan yang diambil apakah sudah tepat atau keliru dalam pengambilan suatu keputusan? Rasa ragu akan menyesal juga dirasakan ketika keputusan telah diambil. Maka, sangat penting bagi kita untuk bisa mengidentifikasi pengujian paradigma benar lawan benar, terdapat 4 paradigma:

A. Individu lawan masyarakat ( individu vs komunitas )

B. Rasa keadilan lawan rasa kasihan ( keadilan vs belas kasihan )

C. Kebenaran lawan kesetiaan ( kebenaran vs kesetiaan )

D. Jangka pendek vs jangka panjang ( jangka pendek vs jangka panjang )

8. Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Jawaban:

Sebagai pendidik sudah tepat bagi kita mengambil keputusan yang memberikan kemandirian terhadap pembelajaran murid dalam pembelajaran di sekolah. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pengajaran yang mendekakan murid kita. Pengambilan keputusan menjadi proses yang sangat penting dilakukan di sekolah. Terlebih lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Jika keputusan yang kita ambil berpihak pada murid tentu saja secara tidak langsung telah memerdekakan murid kita. Namun tetap berpegang pada prinsip, paradigma, dan langkah pengambilan keputusan.


Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan muridnya?

Jawaban:

Sebagai pemimpin pembelajaran keputusan yang kita ambil merupakan keputusan yang tepat yaitu keputusan yang menuntun segala kodrat pada murid, murid diberi kebebasan untuk memberdayakan dan berkreativitas. Dalam membimbing seorang pendidik memberikan tuntunan dan arah agar murid tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya sendiri, sehingga di masa depan akan terbentuk murid yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkebhinnekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif dalam mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar pancasila.

kesimpulan apakah akhir yang dapat Anda tarik dari materi modul pembelajaran ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya.

Jawaban:

Ki Hadjar Dewantara menjelaskan terdapat 3 Pratap Triloka yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani yang artinya di depan memberi teladan, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan.  

Nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid harus tertanam dalam diri dan menjiwai nilai-nilai tersebut oleh seorang pendidik terlebih dalam mengambil sebuah keputusan.

embinaan menjadi salah satu proses menuntun kemerdekaan belajar murid dalam pembelajaran di sekolah. Coaching menjadi proses yang sangat penting dilakukan di sekolah agar murid dapat mengeksplorasi diri untuk mencapai tujuan pembelajaran dan memaksimalkan potensinya