"hobby to income"

selamat datang di blog ini semoga sajiannya bermanfaat,,, saran dan kritik sangat diharapkan!!!

Minggu, 17 Juni 2012

Pembenihan lele sangkuriang untuk Pemula

Cara pembenihan lele sangkuriang meliputi kegiatan perawatan induk, pemijahan, penetasan & pemeliharaan benih lele s/d benih mencapai ukuran 5/6 cm atau berukuran 7/8 cm. Kolam yang digunakan sebaiknya menggunakan kolam terpal saja, selain lebih mudah & hemat, penggunaan kolam terpal juga dpt meminimalisasi penyakit dari pd kolam tanah.
Kolam terdiri dari :
  • Kolam perawatan induk  dgn ukuran  sekitar 5 m x 3 m x 1,5 m (Panjang x Lebar x Tinggi)
  • Kolam pemijahan dgn ukuran  sekitar 4 m x 2 m x 1 m (Panjang x Lebar x Tinggi).
  • Kolam penetasan & pemeliharaan benih ukurannya  sekitar 6 m x 3 m x 50 cm (Panjang x Lebar x Tinggi) sebanyak 10 kolam.
Kolam utk pembenihan lele sangkuriang dgn ukuran seperti di atas dpt berisi sampai 3 paket indukan, 1 paket indukan biasanya berisi 15 atau 16 ekor, terdiri dr 5 atau 6 ekor jantan & 10 ekor betina. Jika ingin membeli indukan lele sangkuriang, belilah ditempat yang benar-benar dipercaya.  Langkah pertama yg harus dilakukan sebelum membeli indukan lele sangkuriang adalah menyiapkan kolam perawatan induk, dgn ukuran kolam seperti diatas. Air kolam diisi sekitar 120 cm. Kemudian lakukan pengomposan agar kualitas air kolam menjadi baik & memenuhi standart. Pengomposan yg baik biasanya air kolam berwarna hijau pekat karena adanya mikroorganisme & zat yg baik utk ikan. Lamanya waktu pengomposan sekitar 10 hari. Kemudian indukan lele sangkuriang dpt dimasukan ke dalam kolam. Di dalam metode pembenihan lele sangkuriang ini, indukan lele jantan & betina tdk dipisahkan, semua indukan lele dimasukan menjadi satu kolam. Karena warna air kolam yg tdk jernih (Hijau) maka biasanya indukan lele sangkuriang tdk melakukan pemijahan liar.

Indukan lele sangkuriang sebaiknya diberikan pakan pelet hanya satu kali sehari pd malam hari  jam 20.00, namun semua indukan lele harus dpt pakan. Semakin pakan berprotein tinggi semakin baik kualitas telur, jika ingin memberikan pakan tambahan, misalnya ayam tiren cukup satu minggu sekali, jika terlalu sering dikhawatirkan akan membuat indukan kelebihan lemak & akan  mengganggu produktifitas telur.

Kemudian membuat kakaban & menyiapkan kolam pemijahan. Dalam pembenihan lele sangkuriang setiap kakaban berukuran panjang 1,5 m & lebar 40 cm, buat 18 kakaban menggunakan ijuk & bambu sebagai penjepit. Kemudian kolam pemijahan diisi dgn air bersih setinggi 25 cm s/d 30 cm. Pastikan kakaban yang dimasukkan dalam kondisi bersih, usahakan dasar kolam tertutup rapat dgn kakaban, jika kakaban mengapung, gunakan batu kali agar tenggelam, pastikan batu yg digunakan sebagai penahan tenggelam 10 cm di bawah permukaan air.

Indukan jantan lele sangkuriang yg siap memijah ditandai dgn alat kelaminnya terlihat memanjang & berwarna kemerahan, jika diusap pd bagian sirip atas dr arah depan ke arah ekor, maka sirip atas akan berdiri, berarti indukan jantan sedang birahi. Indukan betina yg siap memijah memiliki ciri perut yg besar & lembek, alat kelamin tampak bulat & membesar berwarna kemerahan. Perbandingan yg ideal utk satu kali pemijahan adalah 3 ekor induk jantan & 4 ekor induk betina. Pemijahan yg baik biasanya dilakukan pd sore hari, proses pemindahan indukan dr kolam indukan ke kolam pemijahan dilakukan per ekor & jangan sampai melukai indukan atau membuat indukan stress. Lele sangkuriang biasanya memijah di malam hari, sehingga keesokan paginya telur akan terlihat memenuhi kakaban.
Kemudian memindahkan kakaban ke dalam kolam penetasan, sebaiknya pd sore hari, pindahkan kakaban yg telah berisi telur ke dalam kolam penetasan yg telah disiapkan. Dari 10 kolam penetasan gunakan 6 kolam, masing-masing diisi 3 kakaban/kolam (18 kakaban). Kolam penetasan dibersihkan & diisi dgn air bersih setinggi 20 cm utk daerah yg bersuhu panas & 15 cm utk daerah yg lebih dingin, berikan larutan yg dpt meningkatkan kualitas air & menjaga kestabilan PH air. Utk mengetahui kualitas air sebaiknya menggunakan alat pengukur PH air.  Empat kolam penetasan yg tersisa lakukan pengomposan pd 3 kolam, utk nantinya digunakan sbg tempat benih lele pd saat proses penyortiran. Satu kolam lagi yg tersisa tdk perlu dikompos, karena akan digunakan utk mengumpulkan seluruh kakaban yg akan diangkat pd hari ke 13.  Setelah semua kakaban dr kolam pemijahan telah dipindahkan ke dalam kolam penetasan, maka semua indukan yg telah memijah harus dikembalikan ke dalam kolam indukan sore itu juga. Biasanya telur lele sangkuriang mulai menetas keesokan harinya, benih lele yg baru menetas tdk perlu dikasih  makanan sampai pd hari ke empat, karena mereka masih memiliki cadangan makanan yg dibawa dr lahir. Kemudian utk hari ke-4 diberikan pakan alami berupa cacing sutera yg masih hidup. letakkan tumpukan cacing sutera yg dibagi menjadi 9 tumpukan kecil-kecil di dasar kolam pd sudut yg berbeda-beda agar seluruh benih rata mendapatkan makanan. Kontrol cacing sutera jika habis tambahkan, sampai benih berumur 13 hari. Saat berumur 13 hari, seluruh kakaban dr kolam penetasan dipindahkan ke kolam yg sudah tersedia. Sebaiknya kakaban dicelup-celupkan dulu dgn perlahan agar benih lele yg menempel terlepas. Bibit yg berumur 13 hari utk pemberian cacing sutera dihentikan, diganti dgn pelet tepung (pakan udang) yg diberikan 6 kali setiap hari, pemberian pelet tepung dihentikan jika sudah menghabiskan 5 kantong. Kemudian pakan diganti dgn pelet yg ukurannya lebih besar (sesuaikan dgn ukuran ikan), cara pemberian pakan & banyaknya sama, yaitu sampai menghabiskan 5 kantong. Jika benih berumur 20 hari baru dilakukan penyortiran. Penyortiran menggunakan 3 jenis baskom sortir, yaitu baskom utk ukuran benih 2/3 cm, baskom utk ukuran benih 3/4 cm & baskom utk ukuran benih 5/6 cm. Di penyortiran tahap pertama biasanya ditemukan 4 macam ukuran :
  • Ukuran ke-1 adalah yg paling kecil, yuait benih yg lolos dr baskom 2/3 cm, masukan kembali benih lele ke kolamnya semula & berikan lagi pakan pelet tepung.
  • Ukuran yg ke-2 adalah ukuran 2/3 cm, masukkan benih ukuran 2/3 cm ini ke dalam salah satu dr 3 kolam yg  sudah tersedia yaitu kolam yg sudah dilakukan pengkomposan sebelumnya. Pelet yg diberikan disesuaikan dgn ukuran ikan , sesekali bisa diselingi dgn pelet tepung.
  • Ukuran yg ke-3 adalah ukuran 3/4 cm. Masukan benih ukuran 3/4 cm ke dalam salah satu dr 2 kolam yg tersisa. Jenis pelet yg diberikan dpt disesuaikan dgn ukuran benih.
  • Ukuran benih yg ke-4 adalah ukuran 4/6 cm atau lebih, masukan benih ukuran ini kedalam kolam terakhir. Benih ukuran ini sudah bisa diberikan pakan pelet yg lebih besar.
Setelah benih lele berumur 27 hari, lakukan lg penyortiran, pd penyortiran yg kedua ini biasanya benih lele dgn ukuran 5/6 cm sudah mulai banyak, shg sudah bisa untuk dijual.

Kamis, 07 Juni 2012

liat Foto Bugil Ayam Kampus Tanpa Sensor

Foto Bugil Ayam Kampus Tanpa Sensor



Kali ini sim kuring akan bagikan foto ayam kampus bugil. Temen-temen bisa lihat Foto Bugil Ayam Kampus Tanpa Sensor secara gratis disini. Selain itu disertakan juga nomor hape ayam kampus UGM, UNY, UPN, dll. Penasaran ! Mau ?
Berikut foto bugil ayam kampus


ayam kampus bugil

Bagi anda yang ingin memesan ayam kampus tersebut, call saja ke 8888. Dijamin mantap ! hohoho
Cukup sekian info mengenai Foto Bugil Ayam Kampus Tanpa Sensor.

Jiga Nu eweuh gawe nya!!!

Rabu, 06 Juni 2012

lagi -lagi proses pemijahan lele

1. Persiapan kolam pemijahan. 

Kolam Pemijahan bisa dibuat dengan membuat kolam terpal yang lebih praktis dan ekonomis dan mudah    dalam pelaksanaannya. Untuk kolam pemijahan bisa dibuat dengan ukuran 4m x 2m dengan ketinggian dinding kolam 1 METER




2. Pembuatan Kakaban
Kakaban dibuat dengan  menggunakan ijuk yang telah dibersihan dari lidi-lidi besarnya dengan maksud agar lele tidak terluka pada saat melakukan pemijahan,  ijuk tersebut dipotong kurang lebih 30 - 40 cm kemudian dipaku bersama dua bilah bambu yang sudah diserut halus. Panjang kakaban dibuat 1,5 m dan untuk kolam ukuran 2m x 4m dibutuhkan 14 - 18 buah kakaban
3. Persiapan Kolam Penetasan
Kolam penetasan dibuat dengan ukuran 4m x 3m dengan ketinggian dinding 50cm, kolam ini juga dibuat dengan menggunakan terpal agar lebih mudah. Untuk satu kali pemijahan dibutuhkan 5 buah kolam penetasan, ini disebabkan telur yang dihasilkan sangat banyak jadi harus dibagi ke beberapa kolam penetasan.
4. Persiapan Indukan.
Dalam melaksanakan pemijahan harus disiapkan indukan yang siap untuk pemijahan baik jantan ataupun betina. Ciri indukan yang siap untuk betina adalah alat kelamin sudah berwarna merah jambu ataupun kalau itu tidak begitu kelihatan tinggal dipegang perutnya kalau terasa lembek berarti sudah siap. Untuk yang jantan juga sama bila alat kelaminnya sudah kelihatan berwarna merah mudah dan menonjol atau bisa juga dilihat dari siripnya bagian atas yang berdiri.
Setelah disiapkan kolam pemijahan kita bisa memulai proses persiapan pemijahan antara lain : 
a. Pengaturan kakaban didalam kolam pemijahan.
kakaban yang telah disiapkan diatur didalam kolam pemijahan secara teratur dan rapat sehingga semua telur bisa menempel dengan bagus di kakaban tersebut dan juga agar indukan lele tidak stres.  Kakaban yang sudah diatur di dasar kolam selanjutnya ditahan bambu dengan maksud agar kakaban setelah diisi air tidak naik keatas, (lihat foto).
b.Mengisi kolam pemijahan dengan air bersih.
Setelah kakaban selesai diatur di kolam pemijahan selanjutnya dilakukan pengisian kolam dengan air bersih setinggi 25 sampai dengan 30 cm.

c.Pemindahan Indukan.
kolam yang sudah terisi air berarti telah siap untuk diisi indukan, indukan yang sudah kita siapkan baik jantan atau betina segera dipindahkan ke dalam kolam pemijahan dengan menggunakan seser secara pelan-pelan agar lele tidak stres. Pemindahan indukan sebaiknya dilakukan pada sore hari sekitar  jam 16.00.
d. Proses Perkawinan.
Selama indukan didalam kolam pemijahan jangan sekali-kali membuat kegaduhan di sekitar kolam karena menyebabkan lele tidak akan bertelur dengan baik, lele baru akan bertelur kurang lebih setelah subuh sampai pagi hari apabila kondisi lingkungan tenang.
5. Pengambilan  Telur
Biasanya pagi hari sekitar jam 6-7 pagi telur sudah bisa dilihat dengan mata kita ditandai adanya butiran warna hujau gelap diatas kakaban dan akan terlihat banyak sekali karena satu indukan bisa bertelur sampai 30.000 butir, selanjutnya pada sore harinya bisa diipindahkan masing-masing kakaban yang berisi telur ke masing-masing kolam penetasan.
 

Setelah semuanya berapa pada kolam masing-masing tinggal menunggu benih tersebut menetas pada keesokan harinya, biasanya pagi sudah kelihatan adan larva yang berenang disekitar kakaban apalagi dibawah kakaban akan kelihatan ribuan larva yang sedang berkumpul. untuk iklim dingin seperti di kolam kami ( Di Blok Banjaran Hilir desa Banjaran Kecamatan Banjaran kabupaten majalengka) tunggu sampe 2 maksimal 3 hari.

indukan lele siap pijah


CIRI - CIRI INDUK YANG SIAP DIPIJAH
A. Gonat Betina                                   

Ciri ciri Betina, gonat bengkak berwarna gelap, perut lembek, bila ditekan akan keluar telurnya.

B. Gonat Jantan




Ciri ciri Jantan, kelamin panjang, berwarna gelap, bila diurut keluar cairan putih seperma. Induk semacam ini meskipun dipijah secara tradisional atau alami akan tetap memijah.






Sabtu, 26 Mei 2012

gambar budidaya pepaya kalipornia

kami salin dari prima agro
Perendamaan biji/benih pepaya california
Tanggal 12 Maret 2012: Proses perendamaan biji/benih pepaya california dengan air panas di campur air biasa

Perendamaan biji/benih pepaya california

Perendamaan biji/benih pepaya california
Perendamaan biji/benih pepaya california, rendam dilakukan selama 2 (dua) hari 2 (dua) malam

Tanggal 14 Maret 2012

biji pepaya california Setelah perendaman 2 hari 2 malam
Biji pepaya california Setelah dilakukan perendaman 2 hari 2 malam ditiriskan lalu dibungkus dengan kain untuk selanjutnya dikubur dalam tanah.

Benih pepaya california dibungkus dengan kain
Benih pepaya california dibungkus dengan kain siap untuk dikubur dalam tanah

Tanggal: 15 Maret 2012

Penguburan biji/benih pepaya california
Proses Penguburan biji/benih pepaya california

Tanggal: 23 Maret 2012

Benih pepaya california 7 hari setelah dikubur
Benih pepaya california 7 (tujuh)  hari setelah dikubur telah menjadi kecambah

Meletakan bibit pepaya california ke tray pembibitan
Meletakan bibit pepaya california ke tray pembibitan
Benih yang telah menjadi kecambah ditelakan di tray pembibitan
Benih yang telah menjadi kecambah ditelakan di tray pembibitan

Tanggal: 29 Maret 2012

Benih sudah menjadi  kecambah tumbuh besar akan menjadi bibit pepaya california
Benih sudah menjadi kecambah tumbuh besar akan menjadi bibit pepaya california
bibit siap dipindahkan dalam polybag besar
bibit pepaya california siap dipindahkan dalam polybag besar

Tanggal 04 April 2012

Pemindahan bibit ke Polybag Besar ukura 10 x 12 cm.

Pemindahan bibit ke polybag Besar
Pemindahan bibit ke polybag Besar
Pemindahan bibit ke Polybag Besar ukura 10 x 12 cm
Pemindahan bibit ke Polybag Besar ukura 10 x 12 cm
Pemindahan bibit ke Polybag Besar ukura 10 x 12 cm
Pemindahan bibit ke Polybag Besar ukura 10 x 12 cm
Pemindahan bibit ke Polybag Besar ukura 10 x 12 cm
Pemindahan bibit ke Polybag Besar ukura 10 x 12 cm
Pemindahan bibit ke Polybag Besar ukura 10 x 12 cm
Pemindahan bibit ke Polybag Besar ukura 10 x 12 cm
Bibit usia 14 hari
Bibit usia 14 hari
Bibit usia 16 hari
Bibit usia 16 hari
Bibit usia 19 hari
Bibit usia 19 hari
Bibit usia 22 hari
Bibit usia 22 hari
Bibit usia 22 hari
Bibit usia 22 hari
Bibit usia 22 hari
Tahap berikutnya saya harus mempersiapkan wadah untuk meletakkan bibit pepaya berupa peti yg terbuat dari kayu yang harus kokoh karena akan disusun dalam kendaraan pengankut (truk). Disamping itu harus bisa menahan guncangan di dalam perjalanan. Juga harus dapat dengan mudah untuk melakukan penyiraman selama perjalanan dari Bogor menuju Bangka Belitung yang diperkirakan menempuh perjalanan 2 hari 2 malam.

Tanggal 30 April 2012

Memasukan bibit ke dalam peti untuk memudahkan penumpukan dalam mobil sehingga akan aman dalam perjalanan yang akan ditempuh cukup jauh dan lama dan memudahkan dalam perawatan selama perjalanan khususnya penyiraman.
meletakkan bibit pepaya kedalam peti kayu
meletakkan bibit pepaya kedalam peti kayu

 Tanggal 1 Mei 2012

bibit pepaya siap diangkut ke dalam truk
bibit pepaya siap diangkut ke dalam truk
semoga bermanfaat!!!!

Jumat, 25 Mei 2012

cara mengembangbiakan, budidaya Cacing Sutra

Peluang Usaha Budidaya Cacing Sutra

Budidaya Cacing Sutra
Cacing sutra dikenal memiliki kandungan gizi dan protein yang tinggi , sehingga mampu mempercepat pertumbuhan pada ikan. sayangnya saat ini pasokan cacing sutra sangat minim karena mengandalkan tangkapan dari alam dan sangat tergantung musim . para peternak ikan banyak yang melakukan Budidaya cacing sutra   ,namun hanya untuk konsumsi sendiri, sehingga peluang usaha budidaya cacing sutra lumayan bagus. Ada satu cara unik dan menarik dalam budidaya cacing sutra yaitu dengan memanfaatkan limbah organik dari kolam lele konsumsi.
HABITAT
Cacing sutra hidup pada subtrat lumpur dengan kedalaman 0 – 4 cm.
air memegang peranan penting untuk kelangsungan hidup cacing ini. Nah parameter optimalnya  ialah:
• pH : 5,5 -8,0
• DO (oksigen terlarut) : 2,5 – 7,0 ppm
• Suhu : 25 – 28 C
• Amoniak : <3,6
Cacing sutra termasuk hewan hermaprodit yang berkembang biak lewat telur secara eksternal. Telur yang dibuahi oleh jantan akan membelah menjadi 2 sebelum menetas.
campuran  bahan organik untuk cacing sutra yang baik adalah antara lumpur , dedak (bekatul) dan kotoran ayam .
Teknik budidaya cacing sutra:
* Persiapan Bibit
Bibit bisa diambil dari alam atau beli di toko ikan hias.
Sebaiknya bibit cacing di karantina dulu karena ditakutkan membawa bakteri patogen.
* Persiapan Media
kubangan lumpur dibuat dengan ukuran 1 x 2 meter sebagai media perkembangan yang dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran air. Tiap kubangan dibuat petakan – petakan kecil ukuran 20 x 20 cm, tinggi bedengan atau tanggul 10 cm, antar bedengan diberi lubang dengan diameter 1 cm.
* Pemupukan
Lahan di pupuk dengan pupuk kandang sebanyak 300 gr/ M2, atau dengan dedak halus atau ampas tahu sebanyak 200 – 250 gr/M2  .
Cara bikin pupuknya :
• Siapkan kotoran ayam, jemur 6 jam.
• Siapkan bakteri EM4 untuk fermentasi kotoran ayam tersebut. Cari di toko pertanian atau toko peternakan atau balai peternakan.
• Aktifin dulu bakterinya. caranya ¼ sendok makan gula pasir + 4ml EM4 + dalam 300ml air trus diemin kurang lebih 2 jam.
• Campurkan cairan tadi ke dalam 10kg tokai yang udah di jemur tadi, aduk hingga rata.
• Trus masukin ke dalam wadah yang ditutup rapat selama 5 hari
* Fermentasi
Lahan direndam selama 3-4 hari dengan air setinggi 5 cm .
* Penebaran Bibit
Selama Proses Budidaya lahan dialiri air dengan debit 2-5 Liter / detik
* Tahapan Kerja Budidaya Cacing Sutra
Cacing sutra atau cacing rambut memang telah lama dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif pakan ikan. karena harga jualnya yang relatif tinggi, membuat bisnis cacing sutra cukup banyak dilirik orang. namun sayangnya, sedikit orang yang memahami teknis pembudidayaan cacing sutra ini. Berikut ini langkah2 yang harus dilakukan dalam pembudidayaan cacing sutra.

Senin, 21 Mei 2012

azolla pakan alternatif lele

Pakan Lele yang murah dari Azolla

Pemberian azolla sebagai cemilan pakan dalam bentuk kering

Hasil analisa dan percobaan yang ada di lapang terkait dengan azolla. Pemberian azolla kepada ikan-ikan lele sebaiknnya dalam bentuk kering, jangan diberikan dalam bentuk basah. Hal ini penting dilakukan mengingat kadar air yang tinggi pada azolla yang jika dimakan ikan lele hanya akan mengeyangkan saja tetapi azolla yang dimakan proteinnya rendah. Alhasil ikan lele justru akan mengalami keterlambatan pertumbuhan.

Mengapa hal ini bisa terjadi?? karena azolla yang basah dengan kandungan protein rendah jika dimakan oleh ikan, maka ikan akan merasa kenyang dengan cepat dan lama untuk lapar.Hal ini karena adanya serat seperti mekanisme kita jika memakan sayuran. Sehingga pakan pelet yang kita berikan justru akan sedikit dimakan oleh ikan lele.
Kemudian pemberian azolla secara terus menerus juga kurang baik untuk pertumbuhan ikan. Walaupun ikan akan sehat tapi terkait dengan tinggkat perkembangan justru akan memperlambat.

Mengapa hal ini bisa terjadi?? pemberian azolla secara terus menerus dalam keadaan basah menyebabkan ikan lele setiap saat akan terpenuhi kebutuhan pakannya. Saat ikan lele lapar sedikit saja maka azolla akan dimakan sedikit demi sedikit. Dan kita tau azolla basah kandungan proteinnya rendah. Jika ikan lele sudah kenyang hanya dari azolla. Sehingga jika kita memberikan pakan pelet dengan protein tinggi, alhasil pakan pelet kita tidak dimakan. Namun jika kita tangkap dan kita seser ikan kita. Kita akan mendapatkan ikan lele dengan perut yang gendut tapi miskin protein.



Sehingga kami simpulkan pemberian azolla dalam bentuk basah kurang baik untuk pertumbuhan,sebaiknya diberikan dalam bentuk kering dengan protein yang tinggi. Namun diberikan ke dalam kolam klinik untuk menampung ikan yang sakit justru bisa sebagai diet yang baik untuk ikan lele. Ikan yang sakit memerlukan hijauan untuk memulihkan pencernaannya. Disinilah peran azolla sebagai pakan ikan yang sedang sakit.

Kesimpulan selanjutnya yaitu pemberian azolla baiknya dilakukan sebelum lele masuk atau perlakuan air kolam ikan selama 3-4 hari. Tujuannya yaitu untuk menetralkan air kolam ikan, menyerap polutan, dan menciptakan pakan alami didalam kolam. Setelah 4 hari dan dirasa air kolam sudah siap, angkat azolla dan pindahkan ke kolam lain, barulah ikan lele kita masukkan ke dalam kolam bekas azolla.

Semoga Informasi Ini Bisa Bermanfaat

Minggu, 20 Mei 2012

pembenihan lele di kolam terpal

Ikan lele (Clarias.sp) termasuk salah satu ikan yang budidayanya cukup mudah dan pertumbuhannya sangat cepat. Sehingga banyak banyak pelaku bisnis perikanan yang memilih ikan lele sebagai komoditas budidayanya. ikan-lele-2
Lele termasuk ikan yang mudah untuk beradaptasi sehingga ikan ini bisa dipelihara di berbagai media pemeliharan, salah satunya di kolam terpal. Kolam terpal adalah kolam yang dasar maupun sisi dindingnya di buat dari terpal. Dari mulai proses pemijahan sampai pembesaran ikan lele bisa dilakukan pada kolam terpal.

Untuk melakukan pemijahan ikan lele dikolam terpal ada beberapa hal yang harus dipersiapkan antara lain:
- Kolam
Kolam yang harus disiapkan yaitu kolam pemijahan dan kolam penetasan telur. Untuk kolam pemijahan bisa bisa menggunakan kolam terpal dengan ukuran panjang 3 meter, lebar 1,5 meter dan tinggi kolam 50 centimeter yang di isi air dengan ketinggian 20 – 25 cm. Untuk kolam penetasan bisa menggunakan kolam bekas pemijahan atau kolam lain yang di lengkapi dengan pelindung dari hujan dan sinar matahari yang bisa di buka tutup sesuai kebutuhan.
- Kakaban
Kakaban berfungsi untuk menempelnya telur lele
- Seleksi Induk
1. Ciri-ciri induk lele jantan:
- Kepalanya lebih kecil dari induk ikan lele betina.
- Warna kulit dada agak tua bila dibanding induk ikan lele betina.
- Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak di belakang anus, dan warna kemerahan.
- Gerakannya lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng (depress).
- Perutnya lebih langsing dan kenyal bila dibanding induk ikan lele betina.
- Bila bagian perut di stripping secara manual dari perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan putih kental (spermatozoa-mani).
- Kulit lebih halus dibanding induk ikan lele betina.
2. Ciri-ciri induk lele betina
- Kepalanya lebih besar dibanding induk lele jantan.
- Warna kulit dada agak terang.
- Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun), berwarna kemerahan, lubangnya agak lebar dan terletak di belakang anus.
- Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung.
- Perutnya lebih gembung dan lunak.
- Bila bagian perut di stripping secara manual dari bagian perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan kekuning-kuningan (ovum/telur).
Proses Pemijahan
1. Masukan induk lele jantan dan betina yang sudah terpilih ke kolam pemijahan. Biasanya induk lele yang siap mijah akan saling berdekatan,usahakan kondisi disekitar kolam pemijahan tenang agar lele tidak stress.
2. Masukan kakaban ke dalam kolam pemijahan, atur kakaban sedemikian rupa sehingga kakaban tetap berada di dasar kolam selama proses pemijahan.
3. Tutup kolam pemijahan, tujuannya untuk mencegah lele loncat dari kolam pemijahan.
4. Pemijahan biasanya akan berlangsung malam hari sekitar pukul 10 malam dan akan berakhir menjelang pagi.
5. Keesokan harinya telur akan terlihat menempel pada kakaban, telur yang terbuahi akan terlihat putih kekuning kuningan (cerah)
6. Kakaban di angkat untuk memudahkan mengambil induk yang sudah dipijahkan. Jika penetasan telur dilakukan di kolam bekas pemijahan kakaban di susun kembali usahakan semua telur terendam oleh air. Jika menggunakan kolam lain untuk menetaskan maka kakaban dimasukan ke kolam penetasan.
7. Dalam rentang waktu 20-24 jam telur lele akan menetas menjadi larva, akan tetapi larva lele masih lemah biasa masih berada pada kakaban. Keesokan harinya setelah lele menetas baru larva lele meninggalkan kakaban, biasanya larva lele akan berkumpul di pojok dasar kolam, segera kakaban diangkat karena apabila kakaban tidak segera diangkat telur yang tidak menetas akan membusuk dan mencemari kolam
8. Larva lele mulai diberi makanan setelah 3 hari menetas. Pakan yang di berikan yaitu cacing sutra segar. Pemberian cacing sutra dilakukan selama 20 hari, berikan cacing sutra sedikit – sedikit usakan cacing sutra selalu tersedia di kolam agar diperoleh pertumbuhan lele yang baik.
9. Setelah berumur 20 hari lele berukuran 3-4 cm lakukan penyortiran. Kemudian lele dipelihara di kolam pendederan. 

pemijahan gurame

PERSIAPAN PEMIJAHAN IKAN GURAME



 I. PERSIAPAN PEMIJAHAN
Kolam pemijahan dapat berupa kolam tanah atau kolam tembok tetapi dasar kolam diusahakan tetap tanah.  Dasar kolam tanah akan merangsang induk gurami untuk  segera memijah.  Syarat kolam pemijahan yaitu : airnya jernih, tenang dan mengalir kecil sehingga suplai oksigen juga terpenuhi, ada pintu pemasukan dan pengeluaran air dan tidak boleh terlalu banyak mengandung lumpur karena airnya cepat keruh, air yang keruh dapat menutupi permukaan telur, akibatnya akan mempengaruhi keberhasilan penetasan telur.

1.     Persiapan Kolam Pemijahan
Persiapan kolam pemijahan bertujuan untuk menciptakan lingkungan kolam dalam kondisi optimal bagi ikan gurami untuk melakukan pemijahan.  Kolam pemijahan harus dilengkapi dengan saluran pemasukan air dan pengeluaran.  Saluran pemasukan air dibutuhkan untuk mensuplai air baru agar air kolam tetap segar dan ketersediaan oksigen terlarut tetap terjaga.  Aliran air yang masuk ke kolam dapat merangsang ikan untuk memijah.
Ikan Gurami seperti ikan air tawar lainnya juga akan terangsang berpijah bila ada suasana baru dalam kolam, seperti bau ampo yang terbentuk akibat pengeringan tanah kolam kemudian kena air baru.  Hal inilah yang menyebabkan pengeringan dan penjemuran pada dasar kolam pemijahan mutlak dilakukan.  Selain kegiatan pengeringan, pemberian pakan daun talas juga dapat merangsang gurami untuk segera kawin.
Tahapan kegiatan yang perlu dilakukan untuk menyiapkan kolam pemijahan ikan gurami adalah sebagai berikut :
a.    Kolam dikeringkan 3-7 hari, tergantung cuaca dan ketebalan lumpur di kolam.  Tujuan pengeringan kolam yaitu merangsang birahi induk untuk segera kawin, membunuh hama dan penyakit  serta membuang gas-gas yang membahayan ikan (misalnya: amoniak (NH3) dan H2S)
b.    Perbaikan pematang, membersihkan kolam dari semua kotoran yang ada dan masuk ke kolam serta membersihkan rumput liar disekitar pematang
c.    Jika dasar kolam banyak mengandung lumpur segera dikurangi atau dibuang
d.    Setelah pengeringan kolam, dilakukan pengapuran dengan dosis 100gr/m2.  Pemberian kapur selain untuk menaikkan pH tanah juga untuk membunuh bibit-bibit penyakit yang terdapat di dasar kolam
e.    Kolam pemijahan diisi dengan air bersih, jernih dan memenuhi persyaratan untuk kehidupan dan telur nantinya sedalam 80 cm
f.     Setelah 3-4 hari dari pengisian air kolam, induk sudah dapat dimasukkan ke kolam pemijahan
Apabila sumber air kurang jernih atau keruh, sebaiknya air diendapkan terlebih dahulu dalam bak pengendapan.  Air kolam yang keruh akan menyebabkan telur terselimuti oleh lumpur sehingga telur-telur membusuk dan tidak menetas.  Disamping itu, air yang keruh kita akan kesulitan untuk mengetahui apakah telah terjadi aktifitas pemijahan dan apakah sarang telah berisi telur atau belum.

2.     Mempersiapkan Sarang
Induk gurami membuat sarang terlebih dahulu sebelum melakukan pemijahan. Gurami meletakkan dan menyimpan telurnya didalam sarang.  Di alam, induk gurami jantan membuat sarang yang terbuat dari rumput-rumput kering yang disusun di pojokan kolam.  Agar proses pemijahan gurame dapat berlangsung lebih cepat, pembudidaya perlu menyediakan tempat kerangka sarang (sosog) dan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat bahan sarang (seperti ijuk, sabut kelapa).  Keberadaan bahan sarang tersebut juga merangsang induk cepat untuk memijah.

a.     Kerangka Sarang (Sosog)
Kerangka sarang dapat berupa sosog, ranting-ranting pohon dan bilah bambu yang cukup ditancapkan di pinggir pematang kolam. Pemakaian dengan bilah bambu lebih praktis, hemat biaya, dan induk gurami lebih fleksibel dalam membuat sarang.  Sedangkan sosog adalah anyaman bambu berbentuk kerucut dengan diameter lingkaran mulut sosog antara 25-30 cm dan dalamnya 30-40 cm.  Pemasangan sosog dilakukan di pematang dengan cara tangkainya ditancapkan ke pematang kolam.  Namun ada juga yang memasang sosog di bagian tengah kolam dengan cara memasang tangkai pada pangkal sosog .  Penempatan sosog di bagian tengah kolam bertujuan untuk mengantisipasi induk yang enggan membuat sarang dipinggir kolam, karena kondisi pinggir kolam yang kurang nyaman dan banyak lalu lalang orang.

Gambar 1. Sosog

Pemasangan sosog disarankan sekitar 15-30 cm di bawah permukaan air kolam. Jarak pemasangan antara sosog yang satu dengan lainnya sekitar 2 – 4 m.  Jumlah sosog yang dipasang di kolam pemijahan disesuaikan dengan jumlah induk betina. Satu ekor induk betina biasanya membutuhkan satu sarang untuk meletakkan telurnya.  Namun, semakin banyak kerangka yang dipasang maka akan semakin baik karena induk gurami akan lebih leluasa memilih tempat yang diperkirakan aman dan nyaman untuk meletakkan telurnya.

b.     Bahan Sarang

Bahan sarang untuk pemijahan gurami dapat berupa ijuk, sabut kelapa dan rumput-rumput kering.  Namun , yang paling banyak digunakan adalah ijuk dan sabut kelapa karena lebih praktis, murah, dan mudah didapat.  Pilihlah ijuk yang lembut untuk menghindari pecah atau rusaknya telur akibat gesekan dengan ijuk.  Sebelum digunakan ijuk dan sabut kelapa dicuci hingga bersih dan dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dijemur.
Bahan pembuat sarang ini biasanya ditempatkan dipinggir atau di tengah kolam dengan posisi menggantung supaya induk dapat dengan mudah mengambil ijuk atau sabut kelapa.  Agar bisa menggantung, ijuk dan sabut kelapa dijepit secara longgar dengan bilah bambu yang dipasang dipinggiran kolam.  Namun kelemahannya, banyak ijuk yang jatuh ke dasar kolam atau tertimbun lumpur.
Gambar 2. Bahan Sarang

Penempatan bahan sarang yang umum dilakukan pembudidaya yaitu diatas para-para yang terbuat dari bambu.  Para-para bambu ini diberi kaki pada keempat sudutnya sehingga mampu menahan ijuk/sabut kelapa yang ditempatkan di atasnya.  Bahan tersebut diletakkan diatas para-para yang terendam air atau rata dengan air supaya mudah diambil induk jantan.  Oleh induk jantan, ijuk/sabut kelapa diambil dan dipindahkan ke sosog atau bilah bambu yang di tancapkan pinggir pematang kolam.


3.     Penebaran Induk Kekolam Pemijahan
Induk gurami yang telah matang gonad dan siap mijah dapat segera dipindahkan  ke kolam pemijahan.  Ciri-ciri induk ikan gurame yang baik adalah sebagai berikut:
a. Memiliki sifat pertumbuhan yang cepat.
b. Bentuk badan normal (perbandingan panjang dan berat badan ideal).
c. Ukuran kepala relatif kecil
d. Susunan sisik teratur,licin, warna cerah dan mengkilap serta tidakluka.
e. Gerakan normal dan lincah.
f. Bentuk bibir indah seperti pisang, bermulut kecil dan tidak berjanggut.
g. Berumur antara 2-5 tahun.
Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:

a. Betina
- Dahi menonjol.
- Dasar sirip dada terang gelap kehitaman.
- Dagu putih kecoklatan.
- Jika diletakkan pada tempat datar ekor hanya bergerak-gerak.
- Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.


Gambar 3. Induk betina


b. Jantan
- Dahi menonjol.
- Dasar sirip dada terang keputihan.
- Dagu kuning.
- Jika diletakkan pada tempat datar ekor akan naik.
- Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.

Gambar 4. Induk Jantan


Penangkapan dan pelepasan induk yang telah matang gonad dilakukan secara hati-hati agar induk tidak terluka atau stress.  Penangkapan induk sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari ketika cuaca tidak terlampau panas.  Hal ini untuk menghindari stress pada ikan akibat perbedaan suhu yang terlalu tinggi antara di kolam induk dengan suhu di kolam pemijahan.  Pemindahan induk ke kolam pemijahan dilakukan setelah kolam pemijahan sudah siap dan telah diisi air.
Penangkapan induk gurami yaitu dengan cara melokalisir induk dengan menggiringnya disalah satu  sisi kolam dengan menggunakan jarring yang dibentangkan.  Setelah ruang geraknya dipersempit, induk dapat ditangkap dengan menggunakan tangan dan dilakukan dengan hati-hati.  Penangkapan induk harus dilakukan satu demi satu.  Penangkapan induk tidak disarankan menggunakan seser, karena akan mengakibatkan sisik ikan banyak yang terkelupas.
Cara memegang induk gurami ada caranya yaitu induk dipegang dengan tangan dengan posisi badan terbalik.  Induk dipegang pelan dan hati-hati, mata gurami diusahakan tertutup oleh telapak tangan agar tidak berontak.  Bagi yang belum mahir dapat menggunakan kain halus basah yang diselimutkan pada tubuh ikan secara hati-hati.  Selanjutnya induk diangkat secara pelan-pelan dengan posisi terlentang juga.  Induk yang tertangkap dimasukkan ke dalam drum atau ember besar berisi air yang telah dipersiapkan.
Pemasukkan induk ke kolam pemijahan harus dilakukan secara hati-hati. Masukkan induk bersama dengan wadahnya ke kolam pemijahan dan biarkan gurami keluar dan berenang dengan sendirinya.  Pemindahan induk dapat juga dengan cara mempergunakan kain halus basah, kemudian diangkut dan dilepaskan bersama pembungkusnya.  Dengan cara ini kemungkinan induk jatuh karena meronta dapat dikurangi atau dihindari.  Jika induk sampai terjatuh maka akan dapat menyebabkan stress sehingga induk tidak mau memijah.